Travel Umroh Murah 2016 di Jakarta | Paket Umroh Promo Murah Plus Januari 2016

Harga Paket Umroh Awal Tahun 2016

24.4.15

Kisah Pembai'atan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz




Paket Umroh Bulan Mei. Di antara kebaikan-kebaikan Sulaimana bin Abdul Malik ialah yakni dia berkenan menerima nasihat dari seorang ulama pakar fikih, Raja’ bin Haiwah al-Kindi, yg mengusulkan sewaktu Sulaiman di dalam situasi sakit selanjutnya akhirnya wafat, untuk mengangkat Umar bin Abdul Aziz menjadi penerusnya. Kesudahannya Sulaiman menetapkan surat wasiat yang tak memberi celah tuk setan sedikit pun. Ibnu Sirin mengatakan, “Mudah-mudahan Allah merahmati Sulaiman, dia mengawali kekhalifahannya dengan menghidupkan shalat setelah itu mengakhirinya dengan menunjuk Umar bin Abdul Aziz untuk penerusnya.”


Khalifah Sulaiman wafat tahun 99H, Umar bin Abdul Aziz menshalatkan jenazahnya, tertulis pada stempelnya, “Aku beriman pada Allah dengan ikhlas.”


Paket Umroh Ramadhan 2015

Datang banyak riwayat mengenai pengangkatan Umar bin Abdul Aziz menjabat khalifah. Di antara riwayat-riwayat tersebut yaitu yang dikisahkan dari Ibnu Sa’ad di ath-Thabaqat dari Suhail bin Abu Suhail, dia berkata, Aku mendengar Raja’ bin Haiwah berkata, “Di dalam hari Jumat, Sulaiman bin Abdul Malik menggunakan baju berwarna hijau dari wol, dia bercermin serta berkata, ‘Aku adalah raja muda’. Selanjutnya dia keluar guna menunaikan shalat Jumat bersama-sama rakyat, dia langsung sakit setelah pulang, manakala sakitnya kian keras dia menulis wasiat tuk anaknya Ayyub. Ayyub merupakan anak yang belum cukup umur, aku berkata kepadanya, ‘Apa yang engkau buat wahai Amirul Mukminin? Di antara kebaikan seseorang yang mengalir ke kuburnya ialah yakni dia mengangkat orang shaleh sesudahnya’. Sulaiman berkata, ‘Surat wasiat itu, aku masih beristikharah kepada Allah, masih mempertimbangkan, dan belum menentukan dengan pasti.’


Satu atau dua hari kemudian Sulaiman membakar surat tersebut, lalu dia mengundangku. Dia berdiskusi, ‘Bagaimana pendapatmu atas Dawud bin Sulaiman?’ Aku menjawab, ‘Dia berada di Konstantinopel, Anda sendiri tidak tahu dia masih hidup atau sudah mati’. Sulaiman bertanya, ‘Siapa menurutmu wahai Raja’?’ Aku menjawab, ‘Terserah Anda wahai Amirul Mukminin’. Aku berkata demikian disebabkan aku sendiri masih mempertimbangkan. Sulaiman berkata, ‘Bagaimana menurutmu Umar bin Abdul Aziz?’ Aku menjawab, ‘Demi Allah, yang aku kenal bahwa dia ialah laki-laki yang utama, muslim pilihan’. Sulaiman berkata, ‘Benar, dialah orangnya, tetapi bilamana aku mengangkatnya setelah itu tak mengangkat seorang pun dalam anak-anak Abdul Malik, lalu hal tersebut dapat menyebabkan perpecahan, mereka tidak akan membiarkannya memimpin selama-lamanya, kecuali bilamana aku menetapkan seseorang dari mereka sesudah Umar. Aku bakal mengangkat Yazid bin Abdul Malik sesudah Umar. –Pada jaman itu Yazid tengah tidak ada di tempat, dia jadi Amirul Haj- Kondisi ini dapat membuat anak-anak Abdul Malik damai dan menerima’. Aku berkata, ‘Terserah Anda’.


Paket Umroh Mei 2015

Sulaiman bin Abdul Malik menulis surat tangannya, ‘Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ini adalah surat wasiat Sulaiman bin Abdul Malik, Amirul Mukminin, untuk Umar bin Abdul Aziz. Sebetulnya aku menyerahkan khilafah kepadanya sesudahku serta sesudahnya pada Yazid bin Abdul Malik, dengarkanlah selanjutnya taatilah, bertakwalah kepada Allah, janganlah berselisih, disebabkan musuh-musuh kalian selalu berharap mengalahkan kalian’. Selanjutnya Sulaiman menstempel surat tersebut.


Sulaiman lalu meminta Ka’ab bin Hamid, kepala pasukan pengawal khalifah, untuk mengumpulkan keluarganya. Ka’ab melaksanakan dan mengumpulkan mereka. Sesudah mereka berkumpul, Sulaiman berkata pada Raja’, bawalah surat wasiatku pada mereka, katakan pada mereka yakni itulah surat wasiatku, minta mereka tuk membaiat orang yang aku tunjuk’. Raja’ melaksanakannya, semasa Raja menyampaikan perkara tersebut, mereka berkata, ‘Kami mendengarkan dan menaati siapa yang tercantum di dalamnya’. Mereka berkata, ‘Bolehkah kami menemui Amirul Mukminin buat mengucapkan salam?’ Raja’ menjawab, ‘Silahkan’. Mereka pun masuk, Sulaiman berkata pada mereka, ‘Itu termasuk wasiatku, -Sulaiman menunjuk kepada surat yang ada di tangan Raja’ setelah itu mereka menengok surat tersebut- Itu ialah pesan terakhirku, dengarkanlah, taatilah setelah itu baiatlah orang yang aku tuturkan namanya pada surat wasiat tersebut’. Raja’ berkata, ‘Maka mereka membaiatnya satu per satu’. Lalu Raja’ membawa surat yang berstempel itu keluar’.”


Raja’ berkata, “Manakala mereka sudah meninggalkan tempat tersebut, Umar muncul kepadaku, dia berkata, ‘Wahai Abu al-Miqdam, sebenarnya Sulaiman sangat menghormati kemudian menyayangiku, dia bersikap lembut dan baik, , , aku khawatir dia menyerahkan sebagian perkara tersebut kepadaku, lalu aku mitna kepadamu dengan nama Allah kemudian dengan kehormatan dan kasih sayangku, untuk engkau memberitahuku bilamana perkaranya demikian, hingga aku dapat mengundurkan diri sekarang sebelum datangnya suatu situasi dimana aku tak dapat merubahnya lagi’. Raja’ menjawab, ‘Tidak demi Allah, aku tak akan mengabarkan satu huruf pun kepadamu’. Hingga Umar pergi dengan kesal.”


Raja’ berkata, “Maka Hisyam bin Abdul Malik menemuiku setelah itu berkata, ‘Sesungguhnya antara diriku dengan dirimu terdapat hubungan baik selanjutnya kasih sayang lama, aku juga mengerti berterima kasih, katakan kepadaku apakah aku orang yang disebut pada surat tersebut? Apabila aku adalah orangnya, maka aku mengerti. Apabila orang lain, lalu aku akan berbicara, orang sepertiku tak harus dipandang sebelah mata, perkara semacam tersebut gak pantas dijauhkan untuk orang sepertiku, katakan kepadaku. Aku berjanji dengan nama Allah kepadamu tak akan menyebutkan namamu selama-lamanya’.”


Raja’ berkata, “Aku menolak permintaan Hisyam, aku berkata, ‘Tidak demi Allah, aku tidak akan membuka 1 huruf juga kepadamu melalui apa yang sudah dirahasiakan Sulaiman kepadaku’. Hisyam pun pergi sambil menepukkan 1 tangannya ke tangan lainnya, dia berkata, ‘Kepada siapa perkara ini diserahkan kalau bukan kepadaku, apakah kami ini dianggap bukan anak Abdul Malik? Demi Allah, sebenarnya aku termasuk putra Bani Abdul Malik yang sebenarnya’.”


Raja’ berkata, “Aku menemui Sulaiman bin Abdul Malik, kenyataannya dia sudah wafat, akan tetapi aku masih mendapati saat-saat sakratul mautnya, setiap kali dia menghadapinya, maka aku menghadapkannya ke arah kiblat, Sulaiman mengucapkan dengan tersendat-sendat, ‘Wahai Raja’, saatnya belum tiba sekarang’. Sampai aku mengulangnya dua kali, pada kali ketiga Sulaiman berkata, ‘Sekarang wahai Raja’, jika kamu ingin sesuatu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya’.”


Raja’ berkata, “Maka aku menghadapkannya ke arah kiblat, dan Sulaiman wafat. Aku memejamkan kedua matanya, aku menyelimutinya dengan sebuah kain hijau, aku menutup pintu, istrinya mengutus seorang utusan untuk minta izin melihat keadaannya, aku berkata kepadanya, ‘Dia sudah tidur dan berselimut’. Utusan itu sudah melihat Sulaiman yang telah berselimut kain, dia pulang menyampaikannya kepada istrinya, istrinya tenang sebab dia mengira bahwa Sulaiman tidur.”


Raja’ berkata, “Aku meminta seseorang yang kupercayai untuk berdiri di pintu, aku berpesan kepadanya untuk tidak beranjak sampai aku sendiri yang datang kepadanya dan tidak memperkenankan siapa pun untuk masuk menemui khalifah. Lalu aku memanggil Ka’ab bin Hamid al-Ansi, aku memintanya untuk mengumpulkan keluarga Amirul Mukminin, mereka juga berkumpul di masjid Dabiq, aku berkata kepada mereka, ‘Berbaiatlah kalian’. Mereka menjawab, ‘Kami sudah berbaiat, kini berbaiat lagi?’ Aku berkata, ‘Ini adalah pesan Amirul Mukminin, berbaiatlah untuk mematuhi perintahnya, mengakui siapa saja yang disebutkan namanya dalam surat wasiat yang distempel ini’. Mereka pun satu per satu membaiat untuk kedua kalinya.”


Raja’ berkata, “Ketika mereka bersedia membaiat untuk kedua kalinya, maka aku yakin telah menata urusan ini sebaik mungkin, aku mengucapkan, ‘Jenguklah Khalifah Sulaiman, sebab beliau telah wafat’. Mereka berkata, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun’. Kemudian aku membacakan isi surat wasiat Sulaiman, ketika aku menyebut nama Umar bin Abdul Aziz, Hisyam berkata, ‘Kami tidak akan membaiatnya selama-lamanya’. Raja’ mengatakan, ‘Demi Allah, aku akan memenggal lehermu, berdiri dan berbaiatlah’. Lalu Hisyam berdiri dengan “menyeret” kedua kakinya.


Raja’ melanjutkan, “Aku mendapatkan pundak Umar bin Abdul Aziz, aku mendudukkannya di atas mimbar, sementara Umar bin Abdul Aziz mengucapkan, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun’. Ia menyesali apa yang didapatkannya. Sementara Hisyam juga mengucapkan ucapan yang sama karena bukan dia yang ditunjuk oleh Sulaiman bin Abdul Malik sebagai penggantinya. Hisyam bertemu Umar bin Abdul Aziz, dia berkata, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun’. Karena kekhalifahan sudah berpindah tangan dari anak-anak Abdul Malik kepada Umar bin Abdul Aziz. Maka Umar menjawab, ‘Ya, Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun’. Sebab perkara tersebut hingga ke tangannya padahal dia tidak menyukainya.”


Abu al-Hasan an-Nadawi berkata mengenai sikap Raja’, “Raja’ telah melangsungkan suatu jasa besar yang tidak akan dilupakan oleh Islam. Aku tidak mengenal seorang laki-laki dari kalangan sahabat raja dan orang-orangnya, yang sanggup membantu manfaat (dengan kedekatan dan kedudukannya) seperti manfaat yang diberikan oleh Raja’.


Umar naik mimbar, dan dalam tatap muka terutama dengan rakyat, dia mengatakan, “Jamaah sekalian, sebetulnya aku sudah diuji melalui perkara tersebut, tanpa dimintai pendapat, tidak pernah ditanya dan tidak pula ada musyawarah dengan kaum muslimin. Aku sudah membatalkan baiat untukku, saat ini pilihlah seseorang untuk memimpin kalian.” Orang-orang serentak menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, kami sudah memilihmu, kami menerimamu, silahkan pimpin kami oleh kebaikan dan keberkahan.”


Di saat itulah Umar berpikir yakni dirinya tidak mungkin menghindar dari tanggung jawa khalifah, maka Umar menambahkan kata-katanya untuk menjelaskan kebijakan-kebijakannya di dalam menata umat Islam, “Amma ba’du, tidak ada lagi nabi sesudah nabi kalian, tidak ada kitab selain kitab yang diturunkan kepadanya. Ketahuilah yakni apa yang Allah halalkan yaitu halal hingga hari kiamat. Aku tidaklah seorang hakim, aku hanyalah pelaksana, dan aku bukanlah pelaku bid’ah melainkan aku yaitu pengikut sunnah. Tak ada hak bagi siapa aja untuk ditaati di dalam kemaksiatan. Ketahuilah! Aku tidaklah orang yang terpilih di antara kalian, aku hanyalah seorang laki-laki bagian dari kalian, hanya saja Allah Subhanahu wa Ta’ala memberiku beban yang lebih berat dibanding kalian.


Kaum muslimin, siapa saja yang mendekat kepadaku, hendaknya dia mendekat dengan lima perkara, jika tidak, maka janganlah mendekat: Mula-mula, melaporkan hajat orang yang tidak kuasa untuk mengadukannya, kedua, membantuku dalam kebaikan sebatas kemampuannya, ketiga, memperlihatkan jalan kebaikan kepadaku sebagaimana aku dituntut untuk meniti jalan tersebut, keempat, tidak melangsungkan ghibah terhadap rakyat, dan kelima, tidak menyangkalku di dalam urusan yg bukan urusannya.


Aku berwasiat kepada kalian supaya kalian bertakwa kepada Allah, lantaran takwa kepada Allah mempersembahkan akibat yang baik dalam setiap hal, dan tidak ada kebaikan jika tidak ada takwa. Beramallah untuk akhirat kalian, sebab barangsiapa beramal untuk akhirat, niscaya Allah akan mencukupkan dunianya. Perbaikilah (jaga) rahasia (yang ada pada kita kalian), moga-moga Allah memperbagus apa yang terlihat dari (amal perbuatan) kalian. Perbanyaklah mengingat kematian, bersiaplah akan baik sebelum kematian itu menghampiri kalian, karena kematian adalah penghancur kenikmatan. Sesungguhnya umat ini tidak berselisih terhadap Tuhannya, tidak tentang Nabinya, tidak terhadap Kitabnya, tetapi umat ini berselisih karena dinar dan dirham. Sebenarnya aku, demi Allah, tidak jadi memberikan yang batil pada seseorang dan tidak akan menghalangi hak seseorang.”


Akhirnya Umar meninggikan suaranya untuk orang-orang mendengar, “Jamaah sekalian, barangsiapa yang menaati Allah, maka dia wajib ditaati dan barangsiapa mendurhakai Allah, lalu tidak wajib taat kepadanya pada permasalahan tersebut. Taatilah aku semasa aku (memerintahkan untuk) menaati Allah, akan tetapi bilamana (perintahku) mendurhakai-Nya, maka kalian tidak bisa taat di dalam kondisi itu…” kemudian Umar turun dari mimbar. Paket Umroh Murah 2015 di Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar

#paket #umroh #umrah #awal #akhir #tahun #2016 #2017 #bulan #januari #Februari #Maret #April #Mei #Juni #Ramadhan #Desember #promo #murah #diskon #harga

kami melayani #JawaBarat #Bandung #BandungBarat #Bekasi #Bogor #Ciamis #Cianjur #Cirebon #Garut #Indramayu #Karawang #Kuningan #Majalengka #Pangandaran #Purwakarta #Subang #Sukabumi #Sumedang #Banjar #Bekasi #Cimahi #Cirebon #Depok #Sukabumi #Tasikmalaya #JawaTengah #Banjarnegara #Banyumas #Batang #Blora #Boyolali #Brebes #Cilacap #Demak #Grobogan #Jepara #Karanganyar #Kebumen #Klaten #Kudus #Magelang #Pati #Pekalongan #Pemalang #Purbalingga #Purworejo #Rembang #Semarang #Sragen #Sukoharjo #Tegal #Temanggung #Wonogiri #Wonosobo #Magelang #Pekalongan #Salatiga #Semarang #Surakarta #Tegal #JawaTimur #Bangkalan #Banyuwangi #Blitar #Bojonegoro #Bondowoso #Gresik #Jember #Jombang #Kediri #Lamongan #Lumajang #Madiun #Magetan #Malang #Mojokerto #Nganjuk #Ngawi #Pacitan #Pamekasan #Pasuruan #Ponorogo #Probolinggo #Sampang #Sidoarjo #Situbondo #Sumenep #Sumenep #Tuban #Tulungagung #Batu #Blitar #Malang #Mojokerto #Pasuruan #Probolinggo #Surabaya #Jakarta #KepulauanSeribu #Jakarta #Barat #Pusat #Selatan #Timur #Utara #banten #Lebak #Pandeglang #Serang #Tangerang #Cilegon #Serang #Tangerang #TangerangSelatan #Bantul #GunungKidul #KulonProgo #Sleman #Yogyakarta #Sumatera #Aceh #BandaAceh #SumateraUtara #Medan #SumateraBarat #Padang #Riau #Pekanbaru #Jambi #SumateraSelatan #Palembang #Bengkulu #Lampung #BandarLampung #KepulauanBangkaBelitung #PangkalPinang #KepulauanRiau #TanjungPinang #Kalimatan #KalimantanBarat #Pontianak #KalimantanTengah #PalangkaRaya #KalimantanSelatan #Banjarmasin #KalimantanTimur #Samarinda #KalimantanUtara #TanjungSelor #Sulawesi #SulawesiUtara #Manado #SulawesiTengah #Palu #SulawesiSelatan #Makassar #SulawesiTenggara #Kendari #SulawesiBarat #Mamuju #Gorontalo #SundaKecil #Bali #Denpasar #NusaTenggaraTimur #Kupang #NusaTenggaraBarat #Mataram #lombok