Pengangkatan Umar Bin Abdul Aziz
Paket Umroh Bulan Ramadhan. Di antara kebaikan-kebaikan Sulaimana bin Abdul Malik ialah yakni dia berkenan menerima nasihat dari seorang ulama pakar fikih, Raja’ bin Haiwah al-Kindi, yang mengusulkan ketika Sulaiman dalam keadaan sakit setelah itu kesudahannya wafat, untuk mengangkat Umar bin Abdul Aziz menjadi penerusnya. Hasilnya Sulaiman menetapkan surat wasiat yg tak memberikan celah tuk setan sedikit pun. Ibnu Sirin mengatakan, “Moga-moga Allah merahmati Sulaiman, dia mengawali kekhalifahannya dgn menghidupkan shalat kemudian mengakhirinya dgn menunjuk Umar bin Abdul Aziz selaku penerusnya.”
Khalifah Sulaiman wafat tahun 99H, Umar bin Abdul Aziz menshalatkan jenazahnya, tertulis di stempelnya, “Aku beriman pada Allah dengan ikhlas.”
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015
Datang sejumlah riwayat mengenai pengangkatan Umar bin Abdul Aziz menjabat khalifah. Di antara riwayat-riwayat ini merupakan yang dikisahkan oleh Ibnu Sa’ad dalam ath-Thabaqat dari Suhail bin Abu Suhail, dia berkata, Aku mendengar Raja’ bin Haiwah berkata, “Di dalam hari Jumat, Sulaiman bin Abdul Malik menggunakan baju berwarna hijau dari wol, dia bercermin lalu berkata, ‘Aku merupakan raja muda’. Kemudian dia keluar buat menunaikan shalat Jumat bersama-sam rakyat, dia langsung sakit begitu pulang, manakala sakitnya kian keras dia membuat wasiat buat anaknya Ayyub. Ayyub adalah anak yang belum cukup umur, aku berkata kepadanya, ‘Apa yg engkau lakukan wahai Amirul Mukminin? Di antara kebaikan seseorang yg mengalir ke kuburnya ialah yakni dia mengangkat orang shaleh sesudahnya’. Sulaiman berkata, ‘Surat wasiat terkait, aku masih beristikharah kepada Allah, masih mempertimbangkan, dan belum memastikan dengan pasti.’
Satu maupun dua hari selanjutnya Sulaiman membakar surat ini, lalu dia mengundangku. Dia berdiskusi, ‘Bagaimana pendapatmu mengenai Dawud bin Sulaiman?’ Aku menjawab, ‘Dia ada di Konstantinopel, Anda sendiri tidak tahu dia masih hidup maupun telah mati’. Sulaiman bertanya, ‘Siapa menurutmu wahai Raja’?’ Aku menjawab, ‘Terserah Anda wahai Amirul Mukminin’. Aku berkata demikian disebabkan aku sendiri masih mempertimbangkan. Sulaiman berkata, ‘Bagaimana menurutmu Umar bin Abdul Aziz?’ Aku menjawab, ‘Demi Allah, yg aku mengenal bahwa dia yaitu laki-laki yg istimewa, muslim pilihan’. Sulaiman berkata, ‘Benar, dialah orangnya, akan tetapi jika aku mengangkatnya kemudian tak mengangkat seorang pun dalam anak-anak Abdul Malik, lalu perihal itu mampu memicu perpecahan, mereka tak akan membiarkannya memimpin selama-lamanya, kecuali jika aku menetapkan seseorang dari mereka sehabis Umar. Aku hendak mengangkat Yazid bin Abdul Malik sesudah Umar. –Pada ketika itu Yazid tengah tak ada di tempat, dia menjabat Amirul Haj- Kejadian itu akan membuat anak-anak Abdul Malik damai lalu menerima’. Aku berkata, ‘Terserah Anda’.
Paket Umroh Bulan Mei 2015
Sulaiman bin Abdul Malik membuat surat tangannya, ‘Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ini adalah surat wasiat Sulaiman bin Abdul Malik, Amirul Mukminin, buat Umar bin Abdul Aziz. Sesungguhnya aku menyerahkan khilafah kepadanya sesudahku dan sesudahnya pada Yazid bin Abdul Malik, dengarkanlah dan taatilah, bertakwalah kepada Allah, janganlah berselisih, sebab musuh-musuh kalian bakal berharap mengalahkan kalian’. Kemudian Sulaiman menstempel surat ini.
Sulaiman lalu meminta Ka’ab bin Hamid, kepala pasukan pengawal khalifah, untuk mengumpulkan keluarganya. Ka’ab melaksanakan lalu mengumpulkan mereka. Setelah mereka berhimpun, Sulaiman berkata pada Raja’, bawalah surat wasiatku pada mereka, katakan pada mereka yakni itulah surat wasiatku, minta mereka guna membaiat orang yang aku tunjuk’. Raja’ melaksanakannya, ketika Raja menyampaikan hal itu, mereka berkata, ‘Kami mendengarkan serta menaati siapa yang tercantum di dalamnya’. Mereka berkata, ‘Bolehkah kami menemui Amirul Mukminin buat mengucapkan salam?’ Raja’ menjawab, ‘Silahkan’. Mereka pun masuk, Sulaiman berkata pada mereka, ‘Itu ialah wasiatku, -Sulaiman menunjuk kepada surat yang ada di tangan Raja’ kemudian mereka menengok surat tersebut- Itu yaitu pesan terakhirku, dengarkanlah, taatilah kemudian baiatlah orang yg aku sebutkan namanya di surat wasiat tersebut’. Raja’ berkata, ‘Maka mereka membaiatnya satu per satu’. Kemudian Raja’ membawa surat yg berstempel itu keluar’.”
Raja’ berkata, “Manakala mereka telah meninggalkan area itu, Umar muncul kepadaku, dia berkata, ‘Wahai Abu al-Miqdam, sesungguhnya Sulaiman luar biasa menghormati kemudian menyayangiku, dia bersikap lembut dan baik, , aku takut dia menyerahkan sejumlah perkara ini kepadaku, lalu aku minta kepadamu dgn nama Allah kemudian dengan kehormatan dan kasih sayangku, untuk engkau memberitahuku jika perkaranya demikian, sehingga aku dapat mengundurkan diri sekarang sebelum datangnya salahsatu situasi dimana aku tak dapat merubahnya lagi’. Raja’ menjawab, ‘Tidak demi Allah, aku tak akan mengabarkan satu huruf pun kepadamu’. Lalu Umar pergi dengan kesal.”
Raja’ berkata, “Maka Hisyam bin Abdul Malik menemuiku kemudian berkata, ‘Sesungguhnya antara diriku dgn dirimu terdapat hubungan baik dan kasih sayang lama, aku pun mengetahui berterima kasih, katakan kepadaku apakah aku orang yg disebut di surat ini? Bilamana aku adalah orangnya, lalu aku mengerti. Bilamana orang lain, hingga aku akan berbicara, orang sepertiku tak patut dipandang sebelah mata, perkara semacam ini gak pantas dijauhkan untuk orang sepertiku, katakan kepadaku. Aku berjanji dengan nama Allah kepadamu tak akan menyebutkan namamu selama-lamanya’.”
Raja’ berkata, “Aku menolak permintaan Hisyam, aku berkata, ‘Tidak demi Allah, aku tidak akan membuka satu huruf pun kepadamu untuk apa yang telah dirahasiakan Sulaiman kepadaku’. Hisyam pun pergi sambil menepukkan satu tangannya ke tangan yang lain, dia berkata, ‘Kepada siapa perkara ini diserahkan andai tidak kepadaku, apakah kami ini dianggap bukan anak Abdul Malik? Demi Allah, sesungguhnya aku yaitu putra Bani Abdul Malik yang sebenarnya’.”
Raja’ berkata, “Aku menemui Sulaiman bin Abdul Malik, ternyata dia telah wafat, namun aku masih mendapati saat-saat sakratul mautnya, setiap kali dia menghadapinya, maka aku menghadapkannya ke arah kiblat, Sulaiman mengucapkan dgn tersendat-sendat, ‘Wahai Raja’, saatnya belum tiba sekarang’. Hingga aku mengulangnya 2 kali, pada kali ketiga Sulaiman berkata, ‘Sekarang wahai Raja’, jika kamu ingin sesuatu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yg haq selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya’.”
Raja’ berkata, “Maka aku menghadapkannya ke arah kiblat, dan Sulaiman wafat. Aku memejamkan kedua matanya, aku menyelimutinya dengan sebuah kain hijau, aku menutup pintu, istrinya mengutus seorang utusan untuk meminta izin melihat keadaannya, aku berkata kepadanya, ‘Dia telah tidur dan berselimut’. Utusan itu telah melihat Sulaiman yg telah berselimut kain, dia pulang menyampaikannya kepada istrinya, istrinya tenang sebab dia mengira bahwa Sulaiman tidur.”
Raja’ berkata, “Aku meminta seseorang yang kupercayai untuk berdiri di pintu, aku berpesan kepadanya untuk tidak beranjak sampai aku sendiri yang datang kepadanya dan tidak memperkenankan siapa pun untuk masuk menemui khalifah. Lalu aku memanggil Ka’ab bin Hamid al-Ansi, aku memintanya untuk mengumpulkan keluarga Amirul Mukminin, mereka pun berkumpul di masjid Dabiq, aku berkata kepada mereka, ‘Berbaiatlah kalian’. Mereka menjawab, ‘Kami telah berbaiat, sekarang berbaiat lagi?’ Aku berkata, ‘Ini merupakan pesan Amirul Mukminin, berbaiatlah untuk mematuhi perintahnya, mengakui siapa yang disebutkan namanya dalam surat wasiat yang distempel ini’. Mereka pun satu per satu membaiat untuk kedua kalinya.”
Raja’ berkata, “Saat mereka bersedia membaiat untuk kedua kalinya, maka aku yakin telah menata urusan ini sebaik mungkin, aku mengucapkan, ‘Jenguklah Khalifah Sulaiman, sebab beliau telah wafat’. Mereka berkata, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun’. Lalu aku membacakan isi surat wasiat Sulaiman, ketika aku menyebut nama Umar bin Abdul Aziz, Hisyam berkata, ‘Kami tidak akan membaiatnya selama-lamanya’. Raja’ mengatakan, ‘Demi Allah, aku akan memenggal lehermu, berdiri dan berbaiatlah’. Lalu Hisyam berdiri dengan “menyeret” kedua kakinya.
Raja’ melanjutkan, “Aku memegang pundak Umar bin Abdul Aziz, aku mendudukkannya di atas mimbar, sementara Umar bin Abdul Aziz mengucapkan, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun’. Ia menyesali apa yg didapatkannya. Sementara Hisyam pun mengucapkan ucapan yg sama karena bukan dia yang ditunjuk oleh Sulaiman bin Abdul Malik sebagai penggantinya. Hisyam bertemu Umar bin Abdul Aziz, dia berkata, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun’. Karena kekhalifahan telah berpindah tangan di anak-anak Abdul Malik kepada Umar bin Abdul Aziz. Maka Umar menjawab, ‘Ya, Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun’. Lantaran perkara itu sampai ke tangannya padahal dia tidak menyukainya.”
Abu al-Hasan an-Nadawi berkata tentang sikap Raja’, “Raja’ telah melangsungkan sebuah layanan besar yang tidak akan dilupakan oleh Islam. Aku tidak mengenal seorang laki-laki dari kalangan sahabat raja serta orang-orangnya, yg mampu memberikan manfaat (dengan kedekatan dan kedudukannya) seperti manfaat yang disarankan oleh Raja’.
Umar naik mimbar, dan dalam tatap muka terutama dengan warga negara, dia mengatakan, “Jamaah sekalian, semestinya aku suah diuji melalui perkara ini, tanpa dimintai pendapat, tidak akan ditanya dan tidak pula ada musyawarah dengan kaum muslimin. Aku telah membatalkan baiat untukku, kali ini pilihlah seseorang untuk memimpin kalian.” Orang-orang serentak menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, kami telah memilihmu, kami menerimamu, silahkan pimpin kami melalui kebaikan dan keberkahan.”
Di saat itulah Umar merasa yakni dirinya tidak mungkin menghindar dari tanggung jawa khalifah, lalu Umar menyarankan kata-katanya untuk menjelaskan kebijakan-kebijakannya di dalam menata umat Islam, “Amma ba’du, tidak ada lagi nabi sehabis nabi kalian, tidak ada kitab selain kitab yang diturunkan kepadanya. Ketahuilah yakni apa yang Allah halalkan adalah halal sampai hari kiamat. Aku bukanlah seorang hakim, aku hanyalah pelaksana, dan aku bukanlah pelaku bid’ah melainkan aku adalah pengikut sunnah. Tidak ada hak bagi siapa saja untuk ditaati di dalam kemaksiatan. Ketahuilah! Aku bukanlah orang yang terpilih di antara kalian, aku hanyalah seorang laki-laki bagian dari kalian, sekedar saja Allah Subhanahu wa Ta’ala memberiku beban yang lebih berat dibanding kalian.
Kaum muslimin, siapa yang mendekat kepadaku, sebaiknya dia mendekat dengan lima perkara, kalau tidak, maka janganlah mendekat: Mula-mula, menyampaikan hajat orang yang tidak kuasa untuk mengadukannya, kedua, membantuku dalam kebaikan sebatas kemampuannya, ketiga, menunjukkan jalan kebaikan kepadaku seperti aku dituntut untuk meniti jalan tersebut, keempat, tidak melangsungkan ghibah terhadap rakyat, dan kelima, tidak menyangkalku di dalam urusan yang bukan urusannya.
Aku berwasiat kepada kalian agar kalian bertakwa kepada Allah, karena takwa kepada Allah memberikan akibat yang baik dalam setiap hal, dan tidak ada kebaikan apabila tidak ada takwa. Beramallah untuk akhirat kalian, sebab barangsiapa beramal untuk akhirat, niscaya Allah akan mencukupkan dunianya. Perbaikilah (jaga) rahasia (yang ada pada kita kalian), semoga Allah membaguskan apa yang terlihat dari (amal perbuatan) kalian. Perbanyaklah mengingat kematian, bersiaplah dengan baik sebelum kematian itu menghampiri kalian, karena kematian adalah penghancur kenikmatan. Sesungguhnya umat ini tidak berselisih tentang Tuhannya, tidak tentang Nabinya, tidak tentang Kitabnya, namun itu umat ini berselisih karena dinar dan dirham. Senyatanya aku, demi Allah, tidak akan memberikan yang batil pada seseorang dan tidak akan menghalangi hak seseorang.”
Akhirnya Umar meninggikan suaranya untuk orang-orang mengenal, “Jamaah sekalian, barangsiapa yang menaati Allah, maka dia wajib ditaati dan barangsiapa mendurhakai Allah, hingga tidak wajib taat kepadanya di persoalan ini. Taatilah aku semasa aku (memerintahkan untuk) menaati Allah, namun jika (perintahku) mendurhakai-Nya, maka kalian tidak boleh taat di keadaan itu…” kemudian Umar turun dari mimbar. Paket Umroh Murah 2015 di Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar