Pentingnya Memerangi Hawa Nafsu dan Amarah
Paket Umroh Bulan Mei 2015. Perbedaan yg nyata diantara manusia itu tiada lain pasti bagian dari ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, serta hal tersebut termasuk sifat yang nyata di dalam makhluk hidup. Sebagaimana yang ditegaskan di dalam firman Allah Azza Wa Jalla bagai berikut: “Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah.” QS. AI-Hasyr: 14). Wahbah al-Zyhaily mengomentari ayat di atas tadi dengan pernyataan bagai berikut. Maksudnya, “Boleh jadi kalian mengira, mereka itu bersatu, padahal mereka terpecah belah. Kebersamaan yg terjalin cuma sebatas lahiriahnya saja, sementara kemauan, hasrat dan pendapat mereka saling bertentangan.”
Paket Umroh Ramadhan 2015
Dimulai melalui munculnya perbedaan kemauan, keperluan, kepentingan, dan perbedaan-perbedaan lainnya, kita harus menyadari pentingnya pengendalian diri dan bersikap peduli. Maka kita mampu menimbang rasa dan menakar hati orang yang lain, agar tak menyesalkan ataupun membikin orang lain sengsara. Sewaktu kita dihadapkan pada salahsatu persoalan yang tak kita sukai ataupun tak kita inginkan, lalu akan terjalin perubahan sikap dikarenakan didorong dari emosi yang meledak di dalam dada. Menahan emosi ataupun minimal mengendalikan emosi merupakan salahsatu perbuatan terpuji yang termasuk manifestasi di kepribadian luhur dalam seorang mukmin. Di samping itu pun, Allah Ta'ala telah menjanjikan pahala yg amat besar di sisi-Nya supaya orang-orang yang bisa bersabar. Sebagimana kondisi tersebut pun diisyaratkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam didalam haditsnya. Beliau Shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Sabar itu terletak pada awal musibah.” (H.R. AI-Bukhari dan Muslim dari Anas).
Umroh Ramadhan 2015
Istilah musibah di dalam hadist di atas melewati bahasa bertanda musibah yg muncul dengan tiba-tiba dan tanpa terprediksi sebelumnya. Ini maksudnya, peristiwa kematian yg hadir dengan tanpa memberi tahu lebih dahulu. Kematian datang untuk semua orang, dengan tiba-tiba. Intinya, kejadian tersebut dapat menciptakan situasi yang amat emosional dan menyedihkan.
Terjadinya musibah di dalam jenis apa saja lalu di dalam situasi bagaimana-pun termasuk bumbu kehidupan yg menyajikan hidup kian lama kian penuh warna. Jadi, kita hendaknya selalu siap menghadapinya, sebab oleh musibah, Allah Ta'ala akan menilai serta mengukur kadar keimanan hamba-Nya. Sebagimana perkara itu dijelaskan pada firman-Nya : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi. ?” (QS. AI-Ankabut: 2). Firman Allah Ta'ala tersebut dipertegas jua oleh sabda Nabi Shollallahu alaihi wasallam, yang maksudnya adalah : “Siapa yang dikehendaki Allah untuk dianugrahi kebaikan, maka ia akan diberi cobaan oleh-Nya.” (HR. AI-Bukhari dari Abu Hurairah).
Penguasaan emosi dan pengendalian diri ketika berinteraksi melalui sesama manusia dapat berupa menahan amarah. Seseorang dapat pula marah, apa lagi di dalam sebuah kondisi tertentu, boleh jadi ia wajib marah. Saat seseorang menjumpai anaknya yg sudah genap berumur 10 tahun, yang masih aja gak ingin mengerjakan shalat wajib, untuk sang ayah patut memarahi anaknya, selanjutnya juga sampai diizinkan untuk memukulnya. Nabi Shollallahu alaihi wasallam mengatakan : “Perintahkanlah anak-anakmu agar shalat sewaktu mereka berumur 7 tahun selanjutnya pukullah ketika mereka berumur 10 tahun, hal ini karena melalaikan shalat. ” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan al-Hakim adri Ibn ‘Amr).
Sewaktu berhadapan dengan salahsatu persoalan di dalam interaksi sosial, tak jarang emosi amat berperan, sehingga emosi jauh berlimpah dominan daripada rasio. Jika perkara itu timbul, maka akibat lanjutannya yaitu perang mulut ataupun boleh jadi pula adu fisik. Cuma sebatas adu pandangan mata yang tidak disengaja antara 2 bocah remaja, selalu diiringi dengan emosi dan harga diri yang tidak pada ukurannya, dapat berlanjut kepada salahsatu perkelahian sehingga pembunuhan. Kejadian seperti yang barusan sebetulnya cuma karena persoalan ego saja, yg 1 akan memperlihatkan kekuatannya kemudian lainnya juga akhirnya tak mau kalah. Lebih baik, bilamana kedua bocah remaja itu paham, yaitu keakuan dan kekuatan, tidak merupakan sesuatu yg wajib dipertontonkan di dalam konflik fisik dan adu otot, tetapi diukur dengan kemampuan menahan dan merendam amarah. Layaknya yang disabdakan oleh Nabi Shollallahu alaihi wasallam di dalam haditsnya : “Tidaklah orang kuat itu yg mempertontonkan otot di perkelahian, sebetulnya orang yang kuat itu ialah orang yg dapat menguasai (emosi) dirinya pada sewaktu ia tengah marah.” (HR. AI-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Hadist tersebut membuktikan yaitu melawan emosi yang sudah melahirkan hawa nafsu merupakan lebih berat daripada melawan musuh lewat fisik. Rasulullah Shollallahu alaihi wasallam sempat bersabda pada para sahabatnya waktu mereka baru pulang dari medan pertempuran, beliau bersabda : “Kalian baru saja pulang dari jihad kecil menuju jihad yang jauh lebih besar”. Ditanyakan kepada beliau, “Apakah yang dimaksud dengan jihad besar itu.” Beliau, menjawab, “Jihad besar adalah perang melawan emosi dan hawa nafsu.”
Mu’adz bin Anas r.a. meriwayatkan bahwa Nabi Shollallahu alaihi wasallam pernah bersabda, “Barang siapa saja yang bisa menahan amarahnya pada waktu ia mampu serta memungkinkan buat melampiaskan-nya, maka Allah Ta'ala pasti akan mengundangnya di depan orang-orang yg ramai di hari kiamat nanti, lalu ia dibebaskan agar mempersunting bidadari yang menggetarkan hatinya.”(HR. Abu Dawucj dan al-Tirmidzi dari Abu Hurairah r.a.). Di dalam riwayat lainnya dijelaskan : “Orang itu maka akan dipenuhi hatinya oleh Allah Ta'ala dengan rasa aman dan iman”. Sementara itu di dalam riwayat Ibn Umar diterangkan : “Orang yang mampu menahan amarahnya maka Allah Ta'ala akan menutupi aibnya”.
Terkadang dengan tingginya tuntutan hidup bisa membikin tiap orang merasa terpacu tuk berjuang semaksimal mungkin memadai tuntutan-tuntutan hidupnya. Hal tersebut bertanda ia berhadapan dengan tantangan hidup. Manusia sebenarnya diciptakan seolah-olah makhluk yang mencintai mengejar tantangan. Tuntutan dan tantangan seperti sebab akibat yg merupakan hukum alam dan sunahtullah, jadi tetap terhubung dan terjalin di dalam kehidupan manusia. Maka dari itu, memerangi hawa nafsu dan berjuang menahan diri sungguh-sungguh dibutuhkan selagi terjalin pertemuan antara tuntutan serta tantangan hidup. Paket Umroh Bulan Mei
0 komentar:
Posting Komentar